Ada yg Menuduh bahwa krn orang itu KAYA maka dia kerja keras sampai lupa keluarga lupa jaga kesehatan. Padahal banyak juga orang miskin seringkali bekerja keras sampai lupa keluarga dan lupa jaga kesehatan.
Bahkan setahu saya yg belum tentu benar: lebih banyak orang yg kaya yg lebih mampu meluangkan waktu untuk keluarga dan untuk kesehatannya (Misal Dahlan Iskan yg terang-terangan nulis karena dia kaya maka dia mampu transplan liver. Kalau miskin ya sudah bablas sejak dulu) dibanding orang miskin yg harus susah bekerja untuk makan.
Walau tentu saja ada orang kaya yang sibuk bekerja sehingga lupa keluarga dan lupa kesehatan. Namun, bukankah banyak juga orang miskin dan menengah yg bekerja keras lupa keluarga dan lupa kesehatan?
Banyak orang merasa orang kaya tidak pernah menikmati kekayaan hati yg sederhana seperti memberi tips utk tukang sampah. (Tentu saja kalau yg kaya bisa amal lebih banyak dan lebih besar) Padahal setahu saya (belum hasil survey ilmiah) banyak orang kaya yg melakukan amal kebaikan2 kecil bahkan amal kebaikan2 besar. Walau tentu saja jauh lebih menyentuh hati ketika orang miskin yg melakukan amal kebaikan.
Kemampuan utk memberi amal kebaikan sebetulnya lebih terletak kepada kerelaan hati dan kebiasaan daripada kemampuan materi.
Namun bukan berarti kita harus jadi miskin untuk melakukan amal kebaikan dan menyentuh hati. Kita bisa kok kaya dan melakukan amal kebaikan yg banyak, lebih sering dan menyentuh hati orang lebih banyak.
Kapan Cukup adalah Cukup? Tentu saja diri manusia sendiri masing2 yg memutuskan.
Kemampuan utk memberi amal kebaikan sebetulnya lebih terletak kepada kerelaan hati dan kebiasaan daripada kemampuan materi.
Pada umumnya manusia akan mengakumulasi kekayaan dg tujuan utk membiayai kehidupan.
Mestinya lebih baik: Mengakumulasi kekayaan agar mempunyai aset dan pasif income yg mampu membiayai utk mewujudkan impiannya.
Namun yg Terbaik adalah : Mengakumulasi Kekayaan agar Mempunyai Aset dan Pasif Income yg mampu Membiayai Misi Hidupnya yg Mulia dan Bermanfaat utk Keluarga, Orang Banyak dan Tuhan. Selain tentu saja utk mewujudkan impian pribadi (boleh kok).
Hidup penuh pilihan Teman. Sesuai dg Hukum Alam Ciptaan Tuhan. Yaitu Energi tidak bisa dimusnahkan dan tidak bisa di ciptakan. Energi hanya berubah bentuk.
Kita boleh memberi energi dg fokus bagaimana tetap jadi miskin dan melakukan amal kebaikan. (Spt Mother Theresa yg dg kemiskinan dan kebaikan hatinya menyentuh hati. Menginspirasikan orang banyak utk Menyumbang shg dapat membangun Rumah Sakit Amal di Calcuta tempat kumuh di India).
Atau Memberi Energi Fokus menjadi Kaya dan Melakukan Amal Kebaikan. (Spt orang2 yg menyumbang Mother Theresa membangun Rumah Sakit).
Yg jelas jangan menjadi orang yg mencurahkan energi memusuhi orang kaya, menuduh orang kaya tidak ber-Tuhan, Tidak amal, tidak sosial tidak peduli keluarga, orang kaya itu Stress.
Hanya agar dia merasa lebih baik daripada orang kaya tersebut, sehingga tidak PERLU berusaha jadi kaya. Padahal dia sendiri kurang BerTuhan (eh.. siapa yg berhak menghakimi...., sembarangan nih), Kurang Peduli thd Keluarga dan Kurang Amal kurang sosial bahkan stress dalam membiayai kehidupan keluarga karena miskin.
Monggo... jadi orang kaya atau miskin. Selama itu pilihan dan membawa kebaikan untuk orang banyak dan keluarga.
Saran-> Kalau sungguh mau milih miskin beneran. Jangan berkeluarga. Kasihan anak2 dan pasangan hidupnya.
Atau Memberi Energi Fokus menjadi Kaya dan Melakukan Amal Kebaikan. (Spt orang2 yg menyumbang Mother Theresa membangun Rumah Sakit).
Salam Dahsyat,
Tung Desem Waringin
Pesan : Ini ada banyak materi gratis yang saya share di internet, yuk join ke 3 channel berikut ini yah :
www.tungdesemwaringin.com | F : TungDW.TDW | IG : @tungdw_official
Komentar
Posting Komentar